Di
sela-sela saya sedang memantau pertandingan menjelang musim terbaru Liga
Inggris, tiba-tiba teman dari Turki mengirim e-mail. Sewaktu saya membaca saya
sempat kaget karena e-mail tersebut berisi ajakan dari teman saya untuk melatih
sebuah tim di Turki. Tentu saja saya kaget karena saya tidak memiliki lisensi
apapun dalam kepelatihan dan saya bukanlah pemain professional, saya hanya
bermain sepakbola pada saat waktu senggang saja. Namun teman saya meyakinkan
saya bahwa sebenarnya saya mampu untuk melatih karena melihat analisa saya
harusnya bisa digunakan oleh tim-tim sepakbola dan inilah saatnya untuk
menunjukkan itu.
Sebenarnya
saya ingin sekali melatih karena saya ingin tahu bagaimana sulitnya melatih dan
bagaimana mengaplikasikan yang saya dapat di sini , menganalisa. Lalu saya
bilang pada teman saya, saya harus bilang ke keluarga saya tentang hal ini
karena, besok saya harus ke Turki untuk mengurus berkas dan bertemu presiden
klub. Sewaktu saya pulang ke rumah barulah saya berbicara pada istri saya,
istri saya pun sangat kaget dengan rencana saya bahwa besok saya akan pergi ke
Turki dan baru bisa pulang saat jeda kompetisi saja. Tentu saja mendengar kabar
itu istri saya cukup sedih namun saya berkata pada istri saya, “Setiap hari
saya pasti akan mengabari kamu, pasti, kan sekarang bisa Skype”. Pada akhirnya
istri saya mengizinkan saya untuk bekerja di Turki. Saya ingin sekali membawa istri
saya ke Turki, namun tidak bisa karena istri saya bekerja sebagai dokter di
sebuah rumah sakit dan tidak bisa di tinggal, Alhasil saya dan istri saya
berpisah jarak atau bahasa kerennya LDR . Saya sangat sedih namun harus
membuktikan bahwa saya layak untuk bekerja di Turki.
2
Juli 2014. Langsung saya beli tiket ke Turki karena deadlinenya tanggal 3 Juli,
sangat mepet sekali. Untuk itu sebagai perpisahan saya diantar oleh istri
tercinta saya ke bandara. Terlihat raut muka sedih terpancar di mukanya, namun
saya meyakinkan kepadanya bahwa saya akan selalu setia dengannya dan akan
selalu mengabarinya. Lalu saya mengusap air matanya , saya sekarang yang cukup
berat meninggalkannya, dengan berat hati saya meninggalkan Indonesia dan pergi
ke Turki. Perjalanan yang sangat-sangat panjang dan melelahkan juga.
3
Juli 2014. Barulah saya sampai di bandara di Turki dan langsung dijemput oleh
teman saya di Turki. Langsung saya dan teman saya mengirim aplikasi ke klub,
lucunya saya tidak tahu klub mana yang akan saya latih, katanya ini adalah adik
dari klub terkenal di Turki. Sambil menunggu saya beristirahat sejenak di hotel
dan tak lupa pastinya untuk mengabari istri saya, tiba-tiba saya mendapat
panggilan dari klub di Trabzon untuk wawancara, tentu saja saya dan teman saya
langsung berangkat untuk memenuhi panggilan klub tersebut. Sesampainya di sana
langsung saya masuk ke ruangan tempat saya akan wawancara, kemudian saya bertemu
dengan presiden klub Sabah Bulbul dan jajaran direksi yang lain. Saya
menjelaskan background saya dan rencana saya kedepannya bersama klub. Tentunya
saya sudah tahu klub mana yang dimaksud oeh teman saya. Setelah itu akhirnya
saya diterima di klub tersebut untuk menjabat sebagai pelatih. Saya berterima
kasih pada teman saya tersebut dan saya baru tahu bahwa ternyata teman saya
adalah assisten pelatih di klub ini. Saya sangat senang karena saya dapat
bekerja dengan teman saya.
Klub
tersebut adalah…
Stadion Huseiyn Avni Aker, stadion tempat saya akan melatih nantinya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar